Pages

Jumat, 08 November 2019

Depresi

Sampai hari ini, hampir di seluruh media sosial sedang gencar membahas tentang depresi.
Ditambah lagi munculnya film Joker yang berlatar belakang seseorang yang menjadi jahat karena sering mendapatkan perlakuan yang kurang baik, sampai fenomena bunuh dirinya artis Korea yang dipicu karena depresi yang tidak kunjung mereda sampai akhirnya menyerah dan memilih untuk mengakhiri hidupnya.

Saya adalah salah satu orang yang selalu menentang huru-hara depresi ini. Saya juga yang selalu menggembar-gemborkan kalau depresi itu jangan dikasih makan, lawan. Saya juga juga yang selalu bilang sebenernya depresi itu cuma soal mindset. Kalau rasa depresi muncul secara tiba-tiba, jangan diladeni, jangan dikasih ruang. Coba pikirkan hal-hal yang membuat bahagia, pokoknya jangan tambah larut dalam kesedihan itu, agar depresi tidak semakin menjadi.

Tapi ternyata, tidak semudah itu ketika kita benar-benar merasakan depresi itu datang menimpa diri kita sendiri. Ya, I feel it, dan ya, benar. Rasanya melelahkan, membuat nafsu makan hilang, berat badan turun, tidak ingin melakukan apa-apa, rasanya hanya ingin diam dan merenung. Tidak punya daya upaya. Jangankan untuk beraktifitas, untuk sekedar bercerita saja rasanya tak sanggup. Apalagi ketika sendiri, ketika berada di dalam sebuah ruangan seorang diri, tanpa siapapun. Rasanya akan semakin menjadi. Serasa tidak ada yang peduli, serasa tidak berguna lagi, dan  ya, rasa untuk mengakhiri hidup itu silih berganti meneriakkan agar kita melakukan itu. Seberat itu memang rasanya. Tidak salah.

Sekarang, saya benar-benar mengerti kenapa depresi itu memang sangat berbahaya. Dulu saya selalu berpikiran "Kenapa sih sampe bunuh diri? Ngga mikir apa kalo itu dosa? Ngga mikir apa itu rasanya sakit? Kok bisa sih?". Tapi sekarang saya tahu rasanya. Saya tahu itu berat rasanya. Untuk orang-orang di luaran sana yang sedang berjuang melawan depresi, kalian kuat, kalian bisa melalui ini, jangan sampai kalah dengan depresi :)